Pelajaran Dari Siniar Follow Your Flow: “Membuat Resume Yang Efektif”
(Versi bahasa Inggris dari artikel ini bisa diakses di sini.)
“Pendekatan anti-mainstream untuk hidup yang lebih kece.”
Selaras dengan jiwa slogan resminya (versi Bahasa Indonesia) di atas, Follow Your Flow berbagi beberapa kiat yang membuka wawasan tentang cara “ngulik” resume yang ngena (alias tepat sasaran)— dengan metode yang agak anti-mainstream (alias lain dari biasanya), tetapi, diharapkan, bisa menambah nilai bagi segala keahlian dan pengalaman profesional kita — sekaligus memenuhi kebutuhan dari perusahaan(-perusahaan) yang kita lamar.
Dipandu oleh Vicario Reinaldo, inisiator dan salah satu co-founder Follow Your Flow, serta disajikan oleh Aninditta Savitry, seorang pakar serbabisa (generalist) berpengalaman lebih dari 20 tahun di bidang manajemen proyek (project management), siniar ini sarat informasi menarik dan mencerahkan tentang apa aja, sih, yang bisa menjadikan resume kita gacor alias mantap.
Poin-poin penting yang bisa dipetik:
Resume = Pernyataan Utama (Keahlian Kunci + Pengalaman Spesifik) + Informasi Penunjang (Pendidikan + Kredensial Relevan) ~ Aninditta Savitry
- Bedakan secara jelas antara CV dan resume. CV (curriculum vitae) adalah daftar riwayat hidup yang panjangnya tidak terbatas dan biasanya digunakan untuk kebutuhan akademis (beasiswa, riset, dll.). Kontennya pun statis; sedangkan resume bersifat lebih dinamis, berisi ringkasan pengalaman profesional kita yang relevan dengan pekerjaan yang dilamar. Panjang dokumennya sendiri biasanya 1 halaman untuk setiap 10 tahun pengalaman. Resume inilah yang umumnya kita gunakan untuk melamar pekerjaan. Menurut Anin sendiri, inti dari suatu resume adalah pernyataan utama (main statement), berisi segala keahlian dan pengalaman profesional kita, yang dilengkapi dengan informasi penunjang (supporting information), berisi latar belakang pendidikan formal, sertifikasi, dan kredensial yang relevan dengan karier kita.
- Jelaskan keahlian profesional utama kita. Tulisannya bisa dalam bentuk daftar (list/bullet-point style) atau narasi (narrative style) — walau bentuk daftar, hingga saat tulisan ini dibuat, masih berterima secara luas, pungkas kedua pemandu siniar. Sebagian besar manajer rekrutmen punya waktu sangat sedikit untuk mengulas masing-masing resume para pelamar — lazimnya, panjang daftar keahlian utama adalah setengah halaman A4.
- Cantumkan pengalaman kerja spesifik kita. Alih-alih menulis deskripsi pekerjaan (job description) begitu saja (misalnya, “penerjemah”), jauh lebih baik jika kita jelaskan secara rinci pengalaman kerja nyata kita (misalnya, “penerjemah profesional Inggris-Indonesia dan Indonesia-Inggris yang terbukti secara konsisten mampu menerjemahkan aset audiovisual dan memenuhi persyaratan durasi beban kerja (loading hour) minimum 16 jam per bulan”).
Resume adalah sebuah dokumen marketing. ~ Vicario Reinaldo
- Paparkan (dan pasarkan) kelebihan terbesar kita. Hindari menuliskan pengamatan tentang diri kita sendiri yang terlalu subjektif serta sulit diukur secara objektif (misalnya, “saya sosok ambisius dan pekerja keras”, dsb.). Seperti kata Vicario, resume adalah sebuah dokumen pemasaran (marketing). Jadi, salah satu cara terbaik “menjual” diri kita adalah dengan memasarkan berbagai kelebihan terbesar kita yang “gereget” (“the oomph factor”) — alias punya competitive edge (dalam kasus saya sendiri, “penerjemah profesional yang mampu menerjemahkan kira-kira 1200 hingga 1500 kata dari bahasa Inggris ke bahasa Indonesia [dan sebaliknya] dalam satu hari kerja [8 jam]; berkomitmen memberikan hasil terjemahan saksama yang tidak akan pernah membiarkan segala keputusan akhir terkait produk jadi dalam bahasa sasaran diambil oleh sistem penerjemahan mesin yang berperan murni sebagai bawahan dari penerjemah manusia seperti Google Translate; dan berpedoman pada penggunaan KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) dan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia) edisi terkini serta pedoman gaya selingkung (style guide) masing-masing klien demi menghasilkan terjemahan yang jelas, akurat, dan berterima.”)
- Gunakan desain logo dan skema warna penarik perhatian. Menurut Anin, berdasarkan prinsip Gestalt, persepsi seseorang akan suatu hal secara keseluruhan cenderung terbentuk oleh pola-pola individual (terutama pola-pola visual) yang ditemuinya. Paduan warna (misalnya, kuning dan hitam) serta tata letak yang pas dan simetris berpotensi besar mengarahkan atensi recruiter ke bagian-bagian yang berisi poin-poin penting dalam resume kita. Jika ada, logo perusahaan(-perusahaan) tempat kita bekerja sebelumnya juga bisa digunakan dalam konteks ini untuk menambah nilai bagi kredibilitas kita.